Ririn PTW
Senin, 27 Mei 2013
Bahan Ajar IPS kelas 3 (Denah dan Peta)
DENAH DAN PETA
A. Denah
Tentunya kamu pernah
melihat sebuah denah. Tahukah kamu apa yang dimaksud denah itu? Denah adalah
gambar yang menunjukkan letak sesuatu. Misalnya untuk menunjukkan letak benda.
Bisa pula menunjukkan bagian dari sebuah ruang atau bangunan. Tempat yang ditunjukkan
tidak terlalu luas. Umumnya berupa lingkungan yang kecil. Namun, bisa lebih
mendetail. Denah disebut sebagai peta kecil. Fungsinya untuk menunjukkan letak
sesuatu. Suatu ketika mungkin kamu pernah pergi bertamasya. Misalnya pergi ke
kebun binatang. Di sana kamu akan menemukan papan penjelasan. Papan tersebut
berisi denah kebun binatang.
Gambar 3.1 Seorang anak sedang melihat denah kebun binatang.
Pada denah tersebut
ditunjukkan letak kandang. Ada pula letak tempat istirahat dan lainnya.
Keberadaan denah membantu pengunjung supaya tidak tersesat.
1 Membuat Denah Rumah
Rumah adalah tempat tinggal manusia. Rumah terbagi ke dalam beberapa
bagian. Bagian-bagian tersebut disebut ruang atau kamar. Kamu tentunya hafal
ruangan dalam rumahmu. Ruangan rumahmu bisa dibuatkan denahnya. Bagian rumah
yang digambar antara lain:
a. arah rumah
b. posisi ruang atau kamar
c. letak perabotan rumah
Denah harus dibuat dengan
jelas. Apa yang digambarkan pun harus akurat. Denah tersebut harus bisa dimengerti
orang lain.
Dengan demikian, denah pun bisa digunakan bersama. Ada beberapa
tahapan dalam membuat denah. Tujuannya agar denah yang dihasilkan baik.Berikut
adalah tahapan yang dimaksud.
a.
Melakukan pengamatan.
Hal yang diamati adalah keadaan sekitar objek denah.
b.
Membuat sketsa denah.
Sketsa adalah rancangan kasar. Sketsa denah berarti rancangan
kasar denah.
c.
Pembuatan denah.
Sketsa yang telah dibuat kemudian dipertegas. Hasil akhirnya
merupakan denah jadi. Denah tidak menggunakan skala.
Itulah beberapa tahapan
pembuatan denah. Kamu pun dapat membuat denah dengan mudah. Seperti yang
dilakukan oleh Rima dan Budi. Simak kegiatan mereka berikut ini. Rima dan Budi
sekarang duduk di kelas 3 SD. Di sekolah, ibu guru sedang mengajarkan pelajaran
IPS. Saat itu ibu guru mengajarkan cara membuat denah. Selesai pelajaran, ibu
guru memberikan tugas untuk membuat denah. Setiap anak ditugasi membuat denah
rumah atau kamar. Tugas tersebut dikerjakan di rumah.
Di rumah, Rima segera
mengerjakan tugasnya. Ia bersiap-siap untuk membuat denah kamarnya. Rima lalu
menyiapkan alat tulisnya. Selanjutnya Rima mengamati letak kamarnya. Rima
kemudian membuat sketsa denah kamarnya. Setelah itu sketsa tersebut dipertegas.
Denah kamar pun akhirnya selesai. Rima lalu memberi keterangan pada denahnya.
Berikut adalah denah kamar buatan Rima.
Gambar 3.2 Denah kamar Rima
Berikut ini keterangan denah kamar Rima.
1. pintu masuk 3.
meja dan kursi belajar
2 . dinding kamar 4
. rak buku 5. kasur dan bantal 6. Jendela 7.
lemari pakaian
Denah kamar Rima
menunjukkan letak benda di dalamnya. Rima telah membuat denah dengan baik. Rima
juga mencantumkan kamarnya. Pintu kamar Rima menghadap ke barat. Beda halnya
dengan Budi. Ia akan membuat denah rumahnya. Kemudian ia menyiapkan alat tulisnya.
Budi lalu melakukan pengamatan. Setelah itu, budi membuat sketsa denah
rumahnya. Akhirnya, denah rumah budi pun selesai. Budi pun menambahkan
keterangan pada denahnya. Misalnya keterangan mata angin dan nama ruangan.
Perhatikan denah rumah
Budi berikut ini!
Gambar 3.3 Denah rumah Andi
Ternyata Budi membuat
denah rumahnya secara sederhana. Budi hanya menggambarkan ruangan dan kamar
saja. Ia menambahkan keterangan berupa nama ruangan. Selain itu, ada pula
keterangan arah mata angin. Walaupun sederhana, namun denah tersebut mudah dimengerti.
Rumah Budi memiliki enam bagian ruangan. Rumah
budi terdiri dari:
a. dua kamar tidur
b. satu ruang tamu
c. satu ruang keluarga
d. satu ruang dapur
e. satu kamar mandi.
Rumah budi memiliki teras.
Teras tersebut ada dibagian depanrumah. Kita pun dapat mengetahui arah rumah
Budi. Rumah tersebutmenghadap ke arah Timur.
2 Membuat Denah Sekolah
Kita bisa membuat denah
bangunan lainnya. Misalkan denah sekolah. Cara membuatnya sama dengan membuat
denah rumah. Denah tersebut bisa berupa denah sekolah keseluruhan. Bisa pula hanya
berupa denah kelas.
Untuk membuat denah sekolah, maka lakukan pengamatan. Amati
sekeliling sekolahmu. Perhatikan bagian sekolah tersebut. Misalnya letak kelas,
lapangan, kantin, gerbang, dan sebagainya. Untuk membuat denah kelas, maka
perhatikan isi kelas. isi kelas tersebut antara lain:
a. letak kelas
b. bagian isi kelas,
c. letak jendela dan pintu
d. jumlah bangku dan kursi
Simak cerita berikut ini.
Untuk mengetahui bagaimana membuat denah sekolah. Doni dan Melati mendapat
tugas membuat denah. Denah dari sekolah dan kelasnya. Setelah sekolah berakhir,
mulailah mereka mengerkakan tugasnya. Doni bertugas mengamati lingkungan
sekolah. Sementara Melati mengamati ruang kelas mereka. Doni dan Melati
mengamati dengan seksama.Kemudian mulailah mereka membuat denah. Pertama mereka
mengerjakan denah sekolahnya. Doni dan Melati mengerjakan denah tersebut
bersama. Hasil pengamatan doni diketahui bahwa sekolah memiliki:
a. enam ruang kelas
b. satu ruang guru
c. satu ruang kepala sekolah
d. satu ruang kesenian
e. satu ruang tata usaha
f. satu ruang komputer
g. sebuah lapangan
h. satu bangunan kantin
i. dua buah gerbang masuk
j. satu lapang parkir
k. satu buah taman
Untuk lebih jelasnya perhatikan denah berikut ini!
Gambar 3.4 Denah sekolah Doni dan Melati.
Keterangan denah:
1 sampai 6, ruang
kelas 11 toilet. 15 ruang komputer
7 ruang guru 12 taman sekolah 16
kantin
8 ruang kepala sekolah 13 ruang kesenian 17
lapang parkir
9 dan 10, gerbang
sekolah 14 ruang tata usaha
Berdasarkan denah sekolah
tersebut diketahui jumlah ruangan. Dalam denah terlihat sekolah memiliki tiga
belas ruangan. Selain itu, terdapat dua buah lapangan. Juga terdapat satu
taman.
Pada denah terdapat mata
angin menunjuk timur. Berarti sekolah tersebut menghadap ke arah selatan. Di
depan sekolah terdapat jalan raya. Sekarang, Doni dan Melati membuat denah
baru. Mereka akan membuat denah kelas mereka. Berikut ini denah kelas yang
mereka buat.
Gambar 3.5 Denah sekolah
Keterangan denah:
1 pintu kelas 5.
bangku dan meja belajar
2 dinding kelas 6.
meja dan kursi guru
3 dan 4
jendela kelas 7.
papa tulis
Denah kelas tersebut memberikan gambaran ruang kelas. Dari denah
tersebut diketahui antara lain:
a. letak pintu dan jendela
b. jumlah bangku dan tempat duduk
c. letak papan tulis
d. arah kelas
Arah mata angin pada denah
menunjuk utara. Dengan demikian, kelas menghadap selatan. Itulah contoh bentuk
denah sekolah dan kelas. Coba kamu buat denah sekolah dan kelasmu. Lakukan bersama
dengan temanmu. Selamat mencoba!
B Peta
Kamu tentunya pernah
melihat gambar peta. Misalnya peta wilayah Indonesia atau peta provinsi. Baik
tergambar di buku atau di dinding kelasmu.
Peta adalah gambaran permukaan bumi. Peta dibuat dalam bidang
datar. Peta dibuat dengan menggunakan ukuran tertentu.
Peta memuat gambaran
daerah atau wilayah. Tentunya yang lebih luas dibandingkan denah. Peta dibuat
untuk beragam keperluan. Oleh karena itu temanya pun beragam. Misalnya peta
lingkungan rumah, peta kelurahan, peta kota/kabupaten, peta provinsi, peta
negara, dan peta dunia. Berikut ini contoh peta negara.
Gambar 3.6 Contoh peta negara: peta Indonesia.
(Sumber: Atlas Indonesia dan Dunia, 2006)
Peta yang baik memiliki kelengkapan. Kelengkapan tersebut berupa
penjelasan peta. Berikut ini kelengkapan pada sebuah peta.
a. Memiliki judul peta
Judul peta merupakan nama dari peta. Judul peta di tuliskan di
atas peta.
b. Memiliki skala.
Skala adalah perbandingan ukuran dan jarak. Terutama perbandingan
antara gambar dengan kondisi sesungguhnya. Contoh ukuran skala misalnya 1:
1000. artinya 1 cm pada peta = 1000 cm pada kondisi nyata.
c. Memiliki legenda.
Legenda merupakan lambang atau simbol sesuatu. Misalnya
melambangkan bentuk kenampakan alam. Bisa pula bangunan tertentu. Contohnya
simbol gunung, kota, sungai, danau, pelabuhan, dan sebagainya
d. Memiliki penunjuk arah.
Peta yang dibuat harus memiliki penunjuk arah. Biasanya berupa
simbol mata angin. Bentuknya bisa berupa tanda panah atau bintang. Misalnya
tanda panah dengan huruf U
di atasnya.
e. Memiliki indek.
Indeks merupakan kata kunci. Kata kunci keterangan tentang peta.
Indek disusun secara alpabetis.
f. Memiliki keterangan tahun pembuatan peta. keterangan tahun
pembuatan menunjukkan kapan peta tersebut dibuat atau dicetak. Peta dapat
dibuat secara sederhana. Namun, kelengkapan petanya harus ada. Dengan demikian,
peta tersebut bisa dimengerti. Peta pun bisa digunakan oleh orang lain.
1 Membuat peta sekitar rumah
Pernahkah kamu mengamati
lingkungan sekitar rumahmu? Tentunya kamu melihat berbagai hal. Misalnya
beragam bangunan, jalan dan kenampakan alam. Lingkungan rumah tersebut dapat
kita petakan. Peta lingkungan rumah menggambarkan kondisi lingkungan sekitar.
Peta lingkungan rumah berguna untuk menunjukkan letak rumah. Kamu bisa membuat
peta lingkungan yang sederhana. Walaupun begitu, peta tersebut harus jelas.
Misalnya dilengkapi dengan keterangan tempat dan lainnya. Sebagai contoh, ikuti
kisah Yana berikut ini. Yana akan membuat peta sekitar rumahnya. Yana kemudian melakukan
persiapan. Ia siapkan kertas dan pinsil untuk mencatat. Lalu yana mengamati
keadaan lingkungan rumahnya. Ia mencatat setiap hal yang ia lihat. Terutama
kenampakan alam dan buatan yang ada. Selesai mengamati, Yana pun segera membuat
peta. Berikut ini peta yang telah selesai ia buat.
Gambar 3.8 Peta rumah Yana
Melalui peta tersebut,
Yana semakin tahu lingkungannya. Yana bisa mengetahui bangunan di sekitar
rumahnya. Misalnya rumah warga, toko, kantor pos, dan mesjid. Yana pun
mengetahui bahwa lingkungannya dilewati sebuah sungai. Bagi Yana peta tersebut
sangat bermanfaat. Terutama untuk lebih mengenal lingkungan sekitar rumahnya.
2 Membuat peta lingkungan sekolah
Setiap hari kamu pergi ke
sekolah. Kamu tentunya hafal jalan menuju sekolahmu. Begitu pula dengan
lingkungan sekitar sekolah. Lingkungan sekolah dapat dibuatkan petanya. Peta
Lingkungan sekolah menggambarkan kondisi sekitar sekolah. Peta sekolah berguna
sebagai penunjuk lokasi sekolah. Membuatan peta sekolah pun perlu pengamatan.
Tujuannya agar peta yang dibuat menjadi akurat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh berikut ini. Heni sekarang duduk di kelas 3 SD. Heri bersekolah di SD Sejahtera.
Heni pergi ke sekolah naik sepeda. Heni selalu mengamati apa yang dilaluinya. Heni
hafal apa yang dilewati dan dilihatnya. Sekolahnya berada dekat kantor
kecamatan. Heni harus melalui sebuah jalan besar. Ia pun melewati beberapa
tempat. Misalnya melewati perkampungan dan pesawahan. Kemudian melintasi sebuah
jembatan dan sungai. Heni pun melewati pasar dan sebuah lapangan. Sebelum akhirnya
sampai ke sekolah. Berikut ini, peta sekolah yang dibuatnya.
Heni tinggal di Perumahan Anyar Timur. Pada peta terlihat sekolah
berada di sebelah timur perumahannya. Dengan peta tersebut, Heni mengetahui
wilayah sekitar sekolah.
Makalah Discalculia
TUGAS
Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus (PABK)
DISCALCULIA
Dosen
Pengampu : Maya, M.A
Disusun
oleh :
1. Ririn Prasetyawati 111134232
2. Maria
Stefiani Peni Leton 11113076
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PENDAHULUAN
Setiap
anak yang dilahirkan di dunia ini mempunyai beragam gen dan beragam keturunan.
Tuhan memberikan suatu keadilan bagi setiap anak yang terlahir di dunia.
Khususnya anak yang mempunyai kebutuhan khusus dan anak yang tidak berkebutuhan
khusus atau anak normal. Anak yang berkebutuhan khusus adalah anak yang
mempunyai kelaian pada genetik atau keterlambatan pada kognitif, bahasa,
perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial.
Anak
yang mempunyai kebutuhan khusus ada bermacam-macam keterlambatan serta
masing-masing individu yang berkebutuhan khusus mempunyai pendampingan dan
penangan yang khusus. Dan Discalculia adalah salah satu kelainan anak
yang berkebutuhan khusus,discalculia
yaitu kesulitan dalam belajar atau memahami matematika.
ISI
A.
Pengertian
Kata
dyscalculia berasal dari Yunani dan Latin yang berarti:
“menghitung dengan buruk”. Awalan “dys” berasal dari bahasa Yunani dan
berarti “buruk”. “Calculia” berasal dari bahasa Latin “calculare“,
yang berarti “menghitung”. Kata “calculare” berasal dari “kalkulus”, yang
berarti “kerikil” atau salah satu perhitungan pada sempoa.
Dyscalculia
adalah kesulitan dalam belajar atau memahami matematika. Dyscalculia
awalnya diidentifikasi, dalam studi kasus, dengan pasien yang menderita
ketidakmampuan dalam aritmatika tertentu sebagai akibat kerusakan daerah
tertentu dari otak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dyscalculia
dapat juga terjadi dengan perkembangan, bisa terhubung secara genetis yang
mempengaruhi ketidakmampuan seseorang untuk memahami, mengingat, atau
memanipulasi fakta angka atau nomor (misalnya, tabel perkalian).
Istilah ini sering digunakan pada ketidakmampuan untuk melakukan operasi
aritmatika, tetapi juga ditentukan oleh beberapa ahli pendidikan dan psikolog kognitif
yang lebih fundamental sebagai ketidakmampuan untuk mengonsep nomor sebagai
konsep- konsep abstrak kuantitas komparatif (defisit dalam “arti angka”).
B.
Penyebab
Dyscalculia
kurang dikenal sebagai kecacatan, sama halnya dan berpotensi dihubung-
hubungkan dengan disleksia dan perkembangan dyspraxia.
Dyscalculia terjadi pada orang di seluruh tingkatan IQ, dan penderita sering
kali, tetapi tidak selalu, juga mengalami kesulitan mengatur waktu, ukuran, dan
penalaran ruang/tempat. Perkiraan saat ini yang menunjukkan hal itu mungkin
berpengaruh sekitar 5% dari populasi.
Meskipun
beberapa peneliti percaya bahwa dyscalculia perlu penalaran matematis, secara
tidak langsung menyatakan sebagai kesulitan dalam pengoperasian aritmatika,
bahwa kemampuan aritmetika (misalnya fakta perhitungan dan jumlah memori) dan
matematika (penalaran abstrak dengan angka) dapat dipisahkan. Itu adalah
(beberapa pendapat para peneliti) bahwa seorang individu memang bisa mengalami
kesulitan aritmatika (atau dyscalculia), tanpa gangguan, atau kemampuan
penalaran matematis yang abstrak.
Potensi penyebab :
- Neurologis: Dyscalculia telah dikaitkan dengan luka pada supramarginalis dan sudut gyri di persimpangan antara temporal dan lobus parietalis pada korteks serebral.
- Defisitnya working memory: Adams dan Hitch berpendapat bahwa working memory adalah faktor utama di samping mental. Dari dasar ini, Geary melakukan penelitian yang menunjukkan adanya defisit working memory bagi mereka yang menderita dyscalculia. Namun, masalah working memory dicampuradukkan dengan kesulitan belajar umum, sehingga temuan Geary mungkin tidak spesifik untuk dyscalculia tetapi lebih mungkin mencerminkan defisit belajar yang lebih besar.
Penyebab lainnya
mungkin:
- Memori jangka pendek menjadi terganggu atau berkurang, sehingga sulit untuk mengingat perhitungan.
- Bawaan atau kelainan turun- temurun. Studi ini menunjukkan indikasi, tetapi bukti belum konkret.
C.
Karakteristik
Discalculia
1. Tingkat
perkembangan bahasa dan kemampuan lainnya normal, malah seringkali mempunyai
memori visual yang baik dalam merekam kata-kata tertulis.
2. Sulit
melakukan hitungan matematis. Contoh sehari-harinya, ia sulit menghitung
transaksi (belanja), termasuk menghitung kembalian uang. Seringkali anak
tersebut jadi takut memegang uang, menghindari transaksi, atau apa pun kegiatan
yang harus melibatkan uang.
3. Sulit
melakukan proses-proses matematis, seperti menjumlah, mengurangi, membagi,
mengali, dan sulit memahami konsep hitungan angka atau urutan.
4. Terkadang
mengalami disorientasi, seperti disorientasi waktu dan arah. Si anak biasanya
bingung saat ditanya jam berapa sekarang. Ia juga tidak mampu membaca dan
memahami peta atau petunjuk arah.
5. Mengalami
hambatan dalam menggunakan konsep abstrak tentang waktu. Misalnya, ia bingung
dalam mengurut kejadian masa lalu atau masa mendatang.
6. Sering
melakukan kesalahan ketika melakukan perhitungan angka-angka, seperti proses
substitusi, mengulang terbalik, dan mengisi deret hitung serta deret ukur.
7. Mengalami
hambatan dalam mempelajari musik, terutama karena sulit memahami notasi, urutan
nada, dan sebagainya.
8. Bisa
juga mengalami kesulitan dalam aktivitas olahraga karena bingung mengikuti
aturan main yang berhubungan sistem skor.
D.
Pendampingan
Konseling
dapat membantu, namun tidak harus pada tingkatan yang besar. Tidak ada terapi
yang telah dibuktikan dan terbukti efektif. Beberapa bukti yang bersifat
anekdot menganjurkan, bagaimanapun, bahwa sejumlah kemahiran dalam
matematika dapat diperoleh oleh sistem- sistem alternatif dalam perhitungan
matematis. Bukti yang bersifat anekdot juga menunjukkan, pada kenyataannya,
bahwa individu mungkin sendiri akan dyscalculic mengejar sistem mereka sendiri
seperti keluar dari kebutuhan atau kepentingan. Keadaan tidak perlu dilihat
sebagai kecacatan atau ketidakmampuan, tidak ada yang bisa mencegah orang-
orang yang menderita dyscalculia dan berhasil menggantikan dalam bidang
akademis lain seperti sejarah, geografi dan ilmu- ilmu sosial lainnya, atau
dalam bidang seni seperti musik atau drama.
Diperkirakan
antara 3-7 % atau sekitar 5,5-10,5 juta anak usia di bawah 18 tahun menyandang
ketunaan atau masuk kategori anak berkebutuhan khusus. Secara global diperkirakan
ada 370 juta penyandang cacat atau sekitar 7 % populasi dunia, kurang lebih 80
juta di antaranya membutuhkan rehabilitasi. Dari jumlah tersebut, hanya 10
persen mempunyai akses pelayanan.
Daftar Pustaka
Abeel, Samantha. 2003. My
Thirteenth Winter. Orchard Books.
Anonim. 1989. Disleksia,
Dyscalculia dan Masalah Matematika. The Math Notebook, CT/LM.
Attwood, Tony. 2002. Dyscalculia
in Schools: What It Is and What You Can Do .First and Best in Education
Ltd.
Marfuah Panji Astuti.
Ilustrator: Pugoeh. Mengenal gangguan belajardiskalkulia dan disgragfia.
Langganan:
Postingan (Atom)