Senin, 20 Mei 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RELIGIOSITAS ANAK KELAS VI SD


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RELIGIOSITAS ANAK
KELAS VI SD

Dosen Pengampu :
Y. Kristianto, SFK., S.Pd
Description: Description: SADAR.TIF

Disusun oleh :
Ririn Prasetyawati (111134232)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013



Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan                 : SD
Hari/Tanggal/Pertemuan ke    : Rabu/03/April 2013
Kelas/Semester                       : VI
Mata Pelajaran Terkait           : Pendidikan Religiositas Anak
Alokasi Waktu                       :           x          (           JP)
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Sumber dan Media Belajar
Pendidikan Religiositas Anak
1. Mengenal dan memahami cita-citanya dan factor yang mendukung cita-cita


1. Siswa mengenal dan memahami bahwa cita-cita perlu didukung oleh pengharapan dan usaha demi masa depannya yang lebih baik.

Cita-cita perlu didukung oleh pengharapan dan usaha



A.    Kognitif
1. Menjelaskan arti pengharapan
2. Menjelaskan arti cita-cita
3. Menyebutkan cita-cita dan alasan cita-cita tersebut

B.     Afektif
1. Menjelaskan gambaran orang yang tidak mempunyai pengaharapan dengan membuat sebuah drama pendek di depan kelas
2. Menjelaskan gambaran orang yang mempunyai pengaharapan dengan membuat drama pendek di depan kelas
3. Membuat sebuah karangan pendek tentang usaha untuk mencapai cita-cita
C.    Psikomotorik
1. Menyebutkan dua usaha untuk mewujudkan pengharapan
2. Menjelaskan hal-hal yang mendukung dan menghambat tercapainya cita-cita
A.    Kognitif
1. Siswa dapat memahami arti pengharapan
2.  Siswa dapat memahami arti cita-cita
3. Siswa dapat menyebutkan cita-cita dan alasan memilih cita-cita tersebut
B.     Afektif
1.      Siswa dapat menjelaskan gambaran orang yang tidak mempunyai pengaharapan dengan membuat sebuah drama pendek di depan kelas secara berkelompok
2.       
Siswa dapat menjelaskan gambaran orang yang mempunyai pengaharapan dengan membuat drama pendek di depan kelas secara berkelompok
3. Siswa dapat membuat sebuah karangan pendek tentang usaha untuk mencapai cita-cita maksimal 1 lembar.
C.    Psikomotorik
1.      Siswa dapat menyebutkan dua usaha untuk mewujudkan pengharapan.

2.      Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang mendukung dan menghambat tercapainya cita-cita.

A.   Pendekatan / Metode pembelajaran: CTL
B.   Langkah Pembelajaran:
1.      Kegiatan awal (  menit)
·      Apersepsi
Guru membuka kelas dengan mengucap salam  dan meminta salah seorang anak untuk memimpin doa. Selanjutnya guru mengabsen siswa dan memberi pertanyaan sebagai pengantar seperti “Siapa yang mempunyai cita-menjadi seorang guru?”dan menanyakan berbagai macam cita-cita lainnya, selanjutnya bisa disesuaikan dengan jawaban siswa.
·      Orientasi
Guru memperkenalkan apa yang akan dipelajari dan apa yang akan dicapai dalam pembelajaran sehingga tercapailah apa yang diinginkan.
·      Evaluasi
Guru memberi reinforcement pada agar siswa antusias mengikuti pembelajaran dan senang dalam menerima materi yang disampaikan.

2.      Kegiatan Inti (   menit)
·      Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai berbagai macam cita-cita.

·      Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang cita-cita yang diinginkan siswa dan guru memberi penjelasan sedikit tentang tata cara permainan “Tebak Drama” untuk menyampaikan materi.
·      Setelah itu siswa bersama guru membentuk 4 kelompok dengan cara setiap siswa diminta berhitung lalu masing-masing anak berkumpul sesuai dengan  angka yang mereka pilih di tempat  yang ditentukan oleh guru.
·      Setelah itu masing-masing ketua kelompok mengambil 1 kartu yang berisi tentang pengharapan dan cita-cita yang akan dibuat sebuah drama oleh masing-masing kelompok.
·      Setelah itu setiap kelompok membuat sebuah drama berdasarkan isi kartu yang mereka ambil dan jangan sampai kelompok lainnya mengetahui.
·      Setelah semua kelompok selesai membuat drama,  kelompok pertama memainkan sebuah drama dan 3 kelompok menjawab drama apa yang sedang mereka mainkan begitu  sebaliknya.
·      Setelah semua anggota kelompok selesai memainkan drama, guru memberikan penjelasan sedikit tentang cita-cita perlu didukung oleh pengharapan dan usaha demi masa depannya yang lebih baik.
·      Selanjutnya siswa diberi tugas untuk membuat sebuah karangan pendek tentang usaha untuk mencapai cita-cita


3.      Kegiatan Penutup (    menit)
·           Siswa bersama guru merumuskan kesimpulan dari hasil belajar
·           Setelah itu siswa bersama guru bertanya jawab apabila ada kesulitan yang dihadapi.
·           Ditutup dengan doa penutup, salah satu dari peserta didik memimpin doa.


Tes lisan
Buku:Pendidikan Religiositas “ Menjadi Anak Beriman dan Terbuka






Yogyakarta, 02 April 2013
Dosen                                                                                                                                                                                     Pengajar



(Y. Kristianto, SFK., S.Pd)                                                                                                                                                  (Ririn Prasetyawati)


Rangkuman Materi

Seseorang yang menginginkan masa depan menjadi lebih baik, impian tersebut harus didukung dengan pengharapan. Pengharapan adalah keinginan dalam waktu dekat yang diidamkan menjadi kenyataan. Supaya pengharapan ini terwujud maka harus didukung dengan niat-niat yang kuat, usaha yang sungguh-sungguh, dan juga didasari dengan bakat-bakat yang dimiliki. Diharapkan keinginan yang akan diperjuangkan tersebut dapat mendukung cita-cita yang diimpikan. Namun demikian, tidak semua pengharapan akan terpenuhi. Banyak pengharapan kandas ditengah jalan sebelum mencapai titik batas yang diinginkan. Bagi orang yang kurang kuat dalam pengharapan, biasanya mengalami keputusasaan dan bersikap masa bodoh, bahkan kemudian tidak punya pengharapan sama sekali. Penyebab kegagalan bisa dari diri sendiri, orang lain atau keadaan yang kurang menguntungkan. Sementara itu orang yang memiliki pengharapan kuat akan selalu memperjuangkan pengharapan sampai keinginannya tercapai. Orang seperti ini hidup dengan penuh semangat, rajin, disiplin dan teratur dalam menghadapi masa depannya.
            Sebagai orang beriman, dalam mewujudkan pengharapan kita perlu  bersandar pada Tuhan. Setiap orang yang berpengharapan akan selalu didampingi dan disertai oleh Tuhan.Tuhan tidak akan meninggalkan umat-Nya yang berusaha sejauh itu disadari oleh kemauan, usaha dan iman yang kuat.

Setiap orang mempunyai cita-cita. Cita-cita merupakan gambaran harapan, dambaan, keinginan dirinya dimasa yang akan datang (mau menjadi apa kelak?). Cita-cita orang tentu berbeda satu sama lain. Ada yang bercita-cita menjadi tentara, dokter, perawat, guru dan masih banyak yang lainnya.
            Cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada dalam pikiran seseorang. Cita-cita juga berarti tujuan sempurna yang akan diraih atau esuatu yang menjadi tujuan akhir.
            Setiap cita-cita yang ingin diraih dalam hidup ini selalu diwarnai dengan dua kemungkinan, yaitu keberhasilan dan kegagalan. Faktor penghambat yang bisa gagal dalam mencapai cita-cita misalnya dari diri sendiri,rasa malu mengungkapkan cita-cita, minder, rendah diri, takut gagal, merasa bodoh miskin dan lain-lain. Sedangkan faktor dari luar antara lain menyangkut biaya, kesempatan, koneksi (hubungan yang dapat memudahkan segala urusan), tidak punya relasi, kondisi (keadaan), dan sebagainya.
            Untuk meraih cita-cita, orang harus berusaha dan berjuang dengan sungguh-sungguh. Usaha-usaha itu antara lain tekun belajar, giat berlatih, giat bekerja, ulet, tidak putus asa, percaya diri, berkemauan kuat, dan yang paling penting adalah orang tersebut harus tertarik dan sungguh-sungguh mencintai cita-cita tersebut. Cita-yang dipilih sedapat mungkin sejalan dengan bakat dan minat yang dimiliki, didukung dengan pengharapan-pengharapan yang dibuat setiap hari, berguna bagi kesejahteraan banayk orang, dan disamping itu membahagiakan kita sendiri dan memuliakan Tuhan.
            Sebagai orang beriman, kita percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana tersendiri bagi kita. Pada hakikatnya Tuhan menghendaki agar manusia hidup bahagia. Tergantung bagaimana orang mengusahakan dengan bakat, kemampuan dan cita-cita yang dimilikinya. Yang perlu disadari bahwa kadang apa yang bisa dicita-citakan bisa tidak terwujud, bahkan terjadi di luar rencana. Itulah kehendak Tuhan. Tuhanlah yang menentukan sehingga cita-cita yang diinginkan bisa berubah. Sikap doa, penyerahan diri dan usaha yang kuat itulah yang bisa mendukung tercapainya cita-cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar